Selasa, Agustus 12, 2008

Hutang vs Tabungan

Hutang versus tabungan.... kok???
Iya sih, kali ini aku pengen sharing tentang hutang dan tabungan. Karena antara hutang dan menabung ada jurang yang lebar ;-) dan keduanya adalah dua sisi mata uang yang berbeda.
Kalo banyak hutang isa gak menabung???
Kalo tidak ada hutang tandanya gak dipercaya ama bank dong? (he..he...)

Memang sih, kepercayaan adalah syarat utama dalam pelepasan kredit. Tanpa kepercayaan, akan sulit bagi kita untuk mendapatkan hutang. Semakin bagus kepercayaan pihak bank pada kita maka semakin besar pula hutang yang bisa kita peroleh.

Bagaimana dengan menabung? Semakin banyak uang yang kita simpan di bank, semakin naiklah status kita di mata bank. Mulai dari perlakuan yang istimewa (bagi nasabah priority, disediakan lounge khusus untuk bertransaksi tanpa harus antri) hingga penawaran untuk membantu mengelola tabungan kita (dikenal dengan istilah wealth management). Pada akhirnya semakin banyak kans bagi kita untuk menjadikan uang sebagai aset yang bekerja untuk kita misalnya kita investasikan di surat berharga, emas, ataupun deposito.

Nah,kita tinggal pilih mau jadi debitur (penghutang) ataukah kreditur (deposan). Atau keduanya. Ya debitur sekaligus kreditur. Cuma jika mau keduanya, kita harus mempertimbangan spread suku bunga keduanya. Biasanya suku bunga pinjaman lebih besar dari deposito. Tapi jika dapat bunga pinjaman 0%, lain lagi ceritanya ;-). Namun demikian tetap harus diwaspadai karena bunga 0% itu biasanya bekerja sama dengan outlet tertentu untuk barang konsumtif. Bukan uang dalam arti yg sesungguhnya.

Saya amati akhir-akhir ini banyak penawaran kredit yang ajubilahhh gampang sekali mendapatkannya. Cukup gesek kartu kredit (bagi yg memiliki) dan minta pada bank untuk dicicil sebanyak yg kita mampu atau bahkan bayar sebesar saldo minimum saja yaitu 10% dari total tagihan. Bunga??? wow... jangan ditanya deh. Bunganya ajubilahhh gede banget dan dihitung dari tanggal kita transaksi lho. Bukan tanggal jatuh tempo tagihan. Juga, kalo kita belum melunasi total tagihan, bunga tetap dihitung dari tanggal transaksi. So, kebayangkan mahalnya. Bunganyapun sekitar 2,75 s/d 4% perbulan tidak termasuk late charges.
Dari beberapa surat pembaca di koran2, banyak yang mengeluhkan tagihan membengkak berkali-kali lipat akibat bunga dari kartu kredit.

Diluar itu, bankpun berlomba-lomba memanjakan customernya dengan fasilitas membeli dengan cara dicicil. Bahkan ada yang dicicil dengan 0%. Iya 0%. Tampaknya murah ya, tapi kalo kita tidak berhati-hati dan bijak mengelola keuangan kita, kita bisa terjerat dalam hutang kartu kredit. Mengapa??? Karena jika kita tetap membeli tanpa memperhitungkan kemampuan membayar, kita akan menunggak dan kita akhirnya cuma mampu membayar sebesar saldo minimum. Saat kita mulai menunggak, saat itulah kita menggali lubang kubur buat keuangan kita.

Terus gimana dong???
Menurut aku sih simple aja, kita kudu bisa memilah apakah barang itu adalah kebutuhan (need) ataukah keinginan (want). Jika kita memang membutuhkan barang tersebut dan tanpa barang itu kita tidak bisa apa2, maka itu namanya kebutuhan dan mau tidak mau atau suka tidak suka, kita harus membelinya. Ya belilah tapi dengan cara yg bijak. Misalnya beli dengan kualitas yang bagus dan sesuai dengan kemampuan kita. Akan tetapi jika hanya sebatas keinginan saja, sangat layak kita pertimbangan dan pikir dulu sejuta kali sebelum membelinya. Cara termudah adalah, pulang ke rumah dan pikirkan lagi apakah emmang dibutuhkan.
Misalnya, kulkas dirumah rusak. Kita tidak pernah masak ataupun menyimpan bahan yang banyak di kulkas dan hanya untuk menyimpan buah saja. Apakah bijak membelinya???
Menurut aku sih bisa ditunda dan kalaupun harus membelinya, beli yang bagus dengan ukuran yg sedang saja tidak perlu ukuran jumbo karena selain lebih mahal juga boros energi.
Akan tetapi jika kita memang sering masak dan harus menyimpan makanan di kulkas, maka kita layak membelinya dan sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan kita.
Contoh lain, HP. Jika HP kita rusak dan kita membutuhkan untuk mobilitas kita, kita perlu membelinya. Tetapi jangan beli jika hanya untuk gengsi ataupun supaya tidak dikatakan ketinggalan jaman.

Itu salah satu kita untuk mengerem nafsu belanja kita.

Terus gimana dong dengan menabung???
Kan susah kalo liat duit udah banyak terus rasanya pengen menghabiskannya.
Gampang sih. Beberapa teman dan bahkan akupun melakoninya yaitu dengan ikut arisan. Tiap bulan kita harus setor arisan. Dan kita tidak dapat menghindarinya atau bilang bulan ini libur dulu. Kalo itu terjadi, bisa2 kita dimusuhi teman2 atau kerabat kita. Saat arisan kita piao (tarik), uangnya langsung kita depositokan. Jika tidak penting sekali, kita depositokan dengan jangka waktu selama mungkin. Karena semakin lama jangka waktu depositonya, bunganya semakin besar. Dana ini bisa kita gunakan untuk uang muka membeli rumah, mengganti perabot, uang pangkal anak sekolah, untuk traveling atau untuk tabungan masa tua.
Kalo untuk biaya pendidikan anak, kita bisa ikut tabungan pendidikan yang banyak diusung oleh bank-bank. Tiap bulan menyicil hingga usia anak masuk sekolah SD, SMP, SMA bahkan kuliah.
Simple bukan??

Dengan rajin menabung dan bijak dalam membelanjakan uang, niscaya kita tidak perlu sampai terjerat hutang.

Senin, Agustus 11, 2008

Berkat dan memberi

Beberapa saat yang lalu, aku sempat berbincang dengan 2 teman yg kebetulan berbeda agama dengan aku. Yg satu adalah muslim dan yg satunya lagi budhis.

Dalam perbincangan kami, secara tidak sadar, kami membicarakan tentang memberi atau membagi berkat atau menyumbang.
Kami bertiga sependapat bahwa sebagai umat manusia dari sisi agama (apapun agamanya) adalah kewajiban kami untuk memberi / membantu orang yg kesusahan. Apapun bentuk bantuannya. Karena dengan memberi kita mewujudkan salah satu ajaran agama yg kami anut yaitu membagi kasih dengan umat yg tidak mampu. Bantuan itu diberikan terutama bagi kaum papa baik sesama umat maupun berbeda agama.

Dalam ajaran kristen diajarkan bahwa barang siapa yg mengasihi orang miskin juga mengasihi Aku. Mengasihi disini bisa diartikan membantu. Juga ada ajaran bahwa kita diberkati untuk membagi berkat pada sesama. ( Yg terakhir adalah kata2 yg disampaikan oleh para hamba Tuhan). Bahkan dalam salah satu cerita di alkitab mengatakan bahwa seorang janda miskin memberikan persembahan dari segala kekurangannya. Dan persembahan itu dilakukan dengan tulus dan tanpa maksud untuk ditunjukkan pada orang lain. Janda miskin memiliki hati yg tulus dan dia kemudian akan diberkati pula.

Dalam hal ini bukan berarti kita membantu orang untuk semata-mata mendapatkan balasan. Tapi membantu adalah kewajiban kita bagi seluruh umat manusia yg membutuhkan. Bahkan dalam kekuranganpun kita masih bisa memberi / menjadi berkat bagi orang lain. Tidak perlu menjadi kaya untuk bisa membantu sesama. Apapun yg kita miliki bisa kita berikan. Misalnya kita memiliki sepasang telinga yang sabar, maka kita bisa membantu dengan cara mendengarkan keluh kesah teman yg membutuhkan. Terkadang suatu masalah bisa atau rasa sedih atau kemarahan bisa diredam dengan cara berbicara dengan teman yg memiliki talenta untuk mendengar. Begitu pula misalnya kita suka menasehati, kita bisa menjadi sukarelawan dalam bimbingan maupun konseling. Atau jika kita hanya punya waktu atau tenaga, kita bisa membantu sesama dengan mencurahkan tenaga / waktu yg kita miliki. Apapun yg kita miliki, kita dapat membaginya dengan sesama yg membutuhkan. Tidak hanya kaum papa saja tapi pada semua umat manusia.

Bukankah yg butuh pertolongan bukan saja kaum miskin?
Bukankah yg butuh bantuan bukan saja kaum tertindas?
Orang kayapun terkadang butuh bantuan misalnya butuh seseorang untuk membagi kesedihan.
Orang kayapun butuh bantuan untuk dibimbing dan dibina untuk menjadi orang yg lebih mengasihi sesama dengan harta yg dimilikinya.

Jika dalam ajaran Buddhis diajarkan bahwa amal ibadah bisa melepaskan karma yg buruk. Terlepas dari itu, kita tetap perlu membantu sesama kita.
Tidak ada orang yang tidak butuh bantuan orang lain.
Tidak ada orang yang bisa menyelesaikan segalanya seorang diri.
Butuh bantuan.

Sayapun setuju dengan teman yg muslim bahwa dalam memberi yg penting adalah hati yang tulus dan Tuhan akan menggantikan apa yg telah kita bagikan dengan lebih lagi.
Ibaratnya kita memiliki segelas air yg penuh. Tiba-tiba datang seorang pengemis yg kehausan, kita memberikan air itu. Sang pengemis bersuka cita dan dahaganya hilang. Apakah Tuhan akan diam saja melihat itu? Tidak. Tuhan menghitung itu sebagai pemberian kita pada kaumNya. Dan Tuhanpun memberikan kita lebih banyak uang agar kita membeli segalon air untuk dibagikan pada pengemis yg lain.
Akan tetapi jika kita tidak memberikan air dan menyimpannya hanya untuk kita sendiri, air itupun hanyalah air biasa dan tidak bisa menghilangkan dahaga sang pengemis. Dan Tuhan melihat itu. Maka diapun tidak memberikan kita uang lagi untuk membeli air karena kita masih menyimpan air itu untuk diri kita sendiri.

Maukah kita berbagi dengan sesama kita?
Maukah kita memberi dengan segala kekurangan kita?
Maukah kita memberi dengan hati yg tulus?
Maukah kita membagi dengan tanpa adanya keinginan untuk dipuji?
Maukah kita berbagi tanpa ada maksud tersembunyi dibalik bantuan kita?
Maukah kita berbagi untuk menyenangkan hati Tuhan?
Maukah kita berbagi untuk memuliakan nama Tuhan?
Maukah kita berbagi tanpa peduli siapa dan bagaimana orang yg kita bantu?
Maukah kita berbagi tanpa peduli agama yg dianutnya?
Maukah kita berbagi tanpa peduli rupa dan akhlak orang kita bantu?

Just help and share to everybody.

Saya pernah membaca artikel tentang orang yg mengiklankan dirinya untuk berbagi pelukan. Siapapun yg butuh pelukan, dapat menghubungi dia. Dan ternyata banyak orang yg membutuhkan pelukannya. Karena dengan pelukan seseorang bisa merasa lebih nyaman dan tenang. Hormon ketenangan tercipta dan keresahan, kesedihan maupun kepedihan bisa lenyap. Hanya dengan pelukan. Ya pelukan yg menenangkan dan hangat.
So, kita pun bisa memberikan bahu kita untuk meringankan beban teman. Dan pelukan hangat kita untuk menenangkan.

Jadi tunggu apa lagi???
Mari kita mulai berbagi dan berbagi dan berbagi dengan segala kelemahan dan kekurangan kita.

Sent from my BlackBerry® wireless device

Rabu, Agustus 06, 2008

Kejamnya manusia

Akhir-akhir ini tiap kali membaca koran, berita tentang pembunuhan acap kali tak pernah pupus. Ada saja korban yg dibunuh dan kebanyakan secara sadis dan tak jarang mayatnya dimutilasi alias dipotong2.

Yg banyak disorot dan menggegerkan masyarakat adalah pembunuhan sekitar 11 orang yg dilakukan oleh Ryan di Jombang. Bayangkan 11 org dan itupun masih dicurigai masih ada lagi.

Terakhir adalah pembunuhan di Jakarta oleh linmas ( seperti petugas keamanan perumahan) terhadap mantan pejabat di Depkeu. Bayangkan betapa tidak amannya lingkungan jika petugasnya adalah pelaku pembunuhan.

Dari cerita atau motif pelakunya adalah karena materi alias harta. Ada yg karena hutang piutang (terbanyak) misalnya kasus sumiarsih (telah dieksekusi bln Juli lalu), kasus pembunuhan keluarga mantan pejabat depkeu, kasus pembunuhan yg mayatnya ditemukan dlm kopor di danau sunter dll.
Ada pula kasus ingin menguasai harta misalnya kasus Ryan.

Kenapa banyak terjadi kasus pembunuhan? Apakah karena memang terjadi perubahan perilaku manusia sehingga menjadi kejam dan sadis ataukah karena sebab lain?
Apakah karena himpitan hutang?
Apakah karena tidak bisa memilih jalan lain utk mengatasi kesulitannya?
Apakah karena tekanan?
Apakah karena keadaan?
Apakah karena faktor ekonomi?
Apakah karena kesadaran dan moral yg rendah?
Apakah karena memang perilakunya atau karakternya yg seperti itu?
Ataukah ada hal lainnya?

Entahlah......

Semoga saja tidak ada pembunuhan lagi.


Sent from my BlackBerry® wireless device

Selasa, Agustus 05, 2008

Golput

Bulan Juli lalu tepatnya tanggal 23 Juli 2008 di Jatim digelar pemilihan Gubernur yang pertama kalinya untuk memilih secara langsung siapa yang bakal menduduki kursi nomor satu di Jawa Timur ini. Total ada 5 pasang calon Gubernur dan wakil Gubernur yang diusung oleh beberapa parpol.

Masing-masing calon berkampanye dengan dukungan penuh dari partai pendukungnya.

Dan pada hari terakhir masa kampanye, para calon gubernur dan wakilnya diundang untuk debat terbuka di Tugu Pahlawan Surabaya. Masing-masing pasangan diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yg diajukan panelis. Acara ini disiarkan secara langsung juga oleh Metro TV. Jadi rakyat Jatim yg tidak bisa hadir di Tugu Pahlawan bisa mengikutinya dari rumah masing-masing.


Menurut aku, acara debat terbuka ini sangat bagus untuk pembelajaran masyarakat dan supaya masyarakat tahu seperti apa dan sekualitas apa calon gubernur yang akan memimpin Jatim kelak.


Saat pemilihan tiba dan masyarakatpun bisa menyampaikan menyampaikan aspirasinya. Kantor dan sekolah libur sehingga masyarakat bisa menyempatkan diri untuk mencoblos. Diharapkan semua masyarakat bisa ikut dalam