Senin, Agustus 20, 2007

MERDEKA

Merdeka!

Sudahkah kita benar2 merdeka??
Eitsss... merdeka dari apa dulu?

Jika merdeka dari penjajah, jawabannya SUDAH
Jika merdeka dari diskriminasi, jawabnya BELUM
Jika merdeka dari kemiskinan, jawabnya BELUM
Jika merdeka dari KKN, jawabnya BELUM
Jika merdeka dari kebodohan, jawabnya BELUM
Jika merdeka dari kekerasan, jawabnya BELUM SEMUA
Jika merdeka dari sakit penyakit, JANGAN dong...

Jadi gimana dong...

Menurut pendapatku, banyak hal yg masih belum benar2 merdeka (dalam arti bukan merdeka dari jaman penjajah lho).

Apa sih sebenarnya merdeka itu???
Menurut aku sih, merdeka itu bebas dari hal-hal yg membuat kita menderita baik jasmani maupun rohani.

Merdeka dari segala bentuk penderitaan
Merdeka dari segala bentuk penindasan
Merdeka dari segala bentuk kekerasan (fisik maupun mental)
Merdeka dari segala bentuk diskriminasi (etnis maupun agama)
Merdeka dari segala bentuk kecurangan
Merdeka dari segala bentuk KKN
Merdeka dari segala bentuk kemiskinan
dll
termasuk sakit penyakit...
ooppsss...
kalo termasuk sakit penyakit namanya sdh game over alias pindah ke dunia lain.

Tapi yg aku lihat dan dengar sekarang ini, masih ada hal-hal yg belum sepenuhnya merdeka.
Misalnya diskriminasi.
Walaupun UU Kewarganegaraan sdh di jedhog alias sudah di sahkan pemerintah, namun pada prakteknya masih aja diskriminasi yg dialami oleh kelompok etnis tertentu. Masalah pembuatan KTP misalnya, masih ada yg dipersulit. Begitu pula dlm penulisan nama. Masih ada praktek2 UU jaman dulu yg dipakai.
Kapankah akan bebas dr diskriminasi???
Entahlah...

Dilain pihak, misalnya merdeka dari kekerasan. Masih saja ada kaum wanita dan anak2 yg mengalami kekerasan dalam Rumah Tangga. Tidak sedikit yg dipukul maupun disiksa oleh suami/ortu. Malah ada anak gadis yg diperkosa oleh sang bapak kandung.
walaupun ada payung hukum dlm kekeratan dlm RT, namun sedikit yg melaporkannya. Kenapa??? karena takut dan tdk tahu hrs mengadu pd siapa.
Akankah terjadi terus menerus???

Kemiskinan. kata ini sangat sangat kritis. Kenapa???
karena sekarang ini jumlah penduduk yg miskin semakin bertambah. Ekonomi yg blm sepenuhnya pulih, banyaknya pengangguran, sedikitnya lapangan pekerjaan, naiknya harga2 dll menyebabkan kemiskinan meningkat.

Apa dong yg hrs kita lakukan? berdiam diri saja?
Tergantung dr hati nurani kita masing2.
Kalo menurut aku sih, mari kita mulai dari hal2 yg bisa kita lakukan.
Kita mulai saja dari lingkungan keluarga dng cara STOP kekerasan dalam bentuk apapun, jangan diskriminatif (terhadap semua org dlm lingkungan kita baik dari status sosial, jenis kelamin, agama maupun etnis) dengan cara menjaga sikap, perkataan dan perbuatan.
Mencoba membantu org2 yg membutuhkan pertolongan disekitar kita dengan cara memberikan atau membantu apa yg dpt kita bantu / berikan misalnya dng cara membantu pemberian bea siswa utk anak2 yg kurang mampu, anak asuh dll.
Atau jika kita tdk memiliki materi utk diberikan, kita bisa membantu dlm nasihat, membantu anak2 dlm belajar, membantu dlm kegiatan2 yg diselenggarakan oleh RT/RW atau organisasi sosial atau dlm lingkungan dimana kita beribadah dll atau dalam doa ;-)
SEmua bantuan ada artinya. Dan tak perlu menunggu tua atau kaya.
Apapun bantuan kita, akan sangat berarti buat yg membutuhkan.


Surabaya, 20 Agustus 2007

Dirgahayu Indonesiaku

MERDEKA! MERDEKA!
Pekik ini selalu ada dalam tiap perayaan HUT negara kita tercinta ini.

Ya, kemarin adalah HUT negara kita tercinta yg ke 62 tahun.
Untuk usia manusia bisa dikatakan sdh cukup matang dan banyak makan asam garam.
Banyak pengalaman, banyak hal yg telah dilakukan dan semakin dewasa.

Beberapa hari yg lalu, aku membaca dalam surat kabar harian yg memetik pidato Presiden RI yg pertama yaitu Soekarno dalam pidatonya di Surabaya pada tanggal 24 Sept 1955 yg berbunyi:
Negara RI ini bukan milik sesuatu golongan
bukan milik sesuatu agama
bukan milik sesuatu suku
bukan milik golongan adat istiadat
TETAPI: milik kita semua dari Sabang sampai Merauke.

Pidato ini sangat selaras dengan salah satu lagu kita:
Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi satu, Itulah Indonesia
Indonesia Tanah airku, aku berjanji padamu
Menjunjung tanah airku..
Tanah airku Indonesia.
(catatan: lagu ini aku singkat saja)

Pidato itu sangat menyentuh hati saya dan membuat saya berpikir, apakah Bung Karno ini bisa meramalkan masa depan atau apa gitu. Karena pidato itu mengingatkan kita untuk tetap bersatu karena negara ini adalah milik kita semua. Milik kita Warga Negara Indonesia. Tidak peduli dari suku maupun dari agama apapun.

Dari peristiwa yg terjadi beberapa tahun ini, ada beberapa daerah yg ingin melepaskan kita dari pelukan Ibu Pertiwi.
Kita runtut dari awal, Timor Timur telah lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi beberapa tahun yg lalu. Kemudian Aceh meminta merdeka. Dan Sekarang yg masih ramai adalah Papua yg juga ingin Merdeka.
Jika semua wilayah ingin merdeka, bagaimana nasib negara ini?
Bagaimana dengan pengaturan negara ini?
Bagaimana dengan nasib bangsa ini?
Dari sisi wilayah, sudah bukan dari Sabang sampai merauke lagi.
Dari lagu, tidak ada lagi lagu dari Sabang sampai merauke
Banyak hal yg akan terjadi jika ada lagi wilayah yang terlepas dr NKRI.

Tetapi...
Sejauh mana, kita semua menganggap bahwa negara kita tercinta ini adalah milik kita semua?
Sejauh mana kita berpatok bahwa kita semua mencintai negara ini dan bahu membahu membangun bangsa dan negara ini?
Sejauh mana kita bersedia menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, tanpa melihat suku, agama dan ras?
Sejauh mana kita menghormati perbedaan yg ada akibat dari beragamnya suku, agama dan ras yang ada di Ibu Pertiwi ini?
Sejauh mana kita berbakti pada nusa dan bangsa?

Yah.. sejauh mana yg telah kulakukan?
Sudah cukupkah??
Sudah puaskah??
TIDAK!

Masih banyak yg ingin kulakukan.
Masih banyak yg belum kuwujudkan
Masih banyak cita2 yg ingin kuraih untuk Indonesiaku.

Indonesiaku, tanah airku
Indonesiaku, tanah tumpah darahku
Indonesiaku, disinilah aku berbakti dan mengabdi
Indonesiaku, disinilah aku lahir dan dibesarkan
Indonesiaku, disinilah aku dididik dan bekerja
Indonesiaku, aku mencintaimu
Jayalah Indonesiaku.


Surabaya, 20 Agustus 2007

Minggu, Agustus 12, 2007

Dampak Global warming

Duhh... global warming lagi..
Lagi-lagi global warming.

Hampir tiap hari berita itu terus muncul di berbagai harian di Indonesia.
Bosan??? NO
Menambah kekuatiran??? YUP

Hari ini aku membaca lagi tentang sinyal global warming di harian Kompas. Diharian ini diceritakan tentang dampak dari perubahan iklim sebagai akibat dari pemasanan global yang terus berlangsung selama beberapa tahun ini.
Bencana terus berkelanjutan mulai dari banjir, tanah longsor, kekeringan, gelombang panas dan kebakaran hutan. Ribuan korban jiwa telah diambil dan tak terhitung berapa total kerugian yang ditimbalkannya.
Semuanya ini terjadi sebagai akibat efek gas rumah kaca dimana efek ini akan mengubah pola curah hujan,meningkatkan kekuatan badai, resiko kekeringan, resiko banjir dan kelangkaan air bersih. Dampak selanjutnya adalah kegagalan panen dan pada akhirnya terimbas pada bencana kelaparan.

Asia merupakan kawasan yang paling menderita akibat rentetan bencana ini. Kawasan Asia Selatan yaitu India, Nepal dan Bangladesh adalah kawasan yang terparah yang terkena banjir. Banyak pengungsi (sekitar 25 juta jiwa) yang menderita kelaparan, kekurangan air minum, dan rentan terhadap penyakit.
Sementara ini di China terkena banjir dan kekeringan sekaligus di wilayah yang berbeda.
Di Vietnam yg merupakan lumbung padi Asia Tenggara juga terkena banjir.
Indonesia pun terkena dampak ini. Kenaikan suhu dan banjir juga melanda negara kita tercinta ini.

Kini hampir semua negara diberbagai belahan dunia mengalami dampak dari bencana ini mulai dari negara maju hingga negara miskin.
Dan merupakan tanggung jawab dari pemerintah masing2 untuk menyadarkan rakyatnya dan membuat program bersama untuk mengurangi efek gas rumah kaca.

Aku kemudian berpikir dan mulai berpikir dan berpiikr dan timbullah keinginan untuk menulis hal ini dan mencoba mengetuk hati beberapa orang teman.

Bisakah kita membayangkan puluhan tahun kedepan (mungkin kita sudah tak ada lagi) anak cucu kita tidak bisa melihat hijaunya hutan, kuningnya padi yang hampir dipanen, ranumnya buah yang matang dipohon bahkan sejuknya air pegunungan?
Tegakah kita melihat mereka dalam kekeringan dan kekurangan air bersih bahkan kelaparan??

Mari kita renungkan apa yang akan terjadi di beberpa tahun yg akan datang bila efek gas rumah kaca ini terus berlangsung dan semakin parah.

Mari kita bayangkan, daerah Asia (terutama Vietnam) yang merupakan lumbung padi Asia Tenggara mengalami gagal panen. Tidak ada beras yg bisa diekspor. Sementara di negara kita masih mengandalkan impor beras. Apa yg akan terjadi?? Harga beras jadi naik dan rakyat miskin tidak dapat membeli beras. Mengandalkan subsidi dan operasi pasar?
Sampai kapan??? dan berapa lama???

Begitu pula dengan kelangkaan air bersih. Di banyak daerah di negara kita juga banyak yg mengalami kekeringan. Resapan air berkurang akibat pembangunan yang tidak terkendali. Tidak ada pengawasan yg terpadu dalam pembangunan. Banyak daerah resapan air berubah menjadi bangunan. Sawah-sawah berubah jadi daerah industri, perumahan.
HUtan digunduli tanpa upaya di tanami kembali dengan baik.
Kebakaran hutan, penebangan pohon, perubahan tata kota, berkurangnya daerah resapan air, semuanya menimbulkan banjir. Yang pada akhirnya air tanah menjadi berkurang dan terjadilah kekeringan. Air bersih semakin langka dan harga air semakin mahal.

Inikah yang akan kita wariskan pada anak cucu kita kelak??
Bisa saja kita mengatakan, yang penting sekarang cari uang sebanyak-banyaknya untuk anak cucu kita. Sehingga masa depan depan terjamin karena memiliki uang untuk membeli segalanya.
Namun itukah jalannya??? NO
Sekali lagi NO.
karena jika makin banyak rakyat yang kelaparan dan kekurangan air, maka dampak sosial akan semakin besar. Dimana terdapat perbedaan yang sangat besar antara yg miskin dengan yg kaya. Jika terjadi demikian maka kejahatan akan semakin marak karena orang butuk makan dan minum.

Bisakah kita diam saja dan tidak peduli pada lingkungan disekitar kita?
Bisakah kita diam saja jika dengan uang yg akan diwariskan pada anak cucu kita ternyata dapat menimbulkan ketidak nyamanan maupun ketidak amanan?
Semuanya tergantung pada hati nurani kita.
Mari kita bantu pemerintah untuk mengurangi efek gas rumah kaca dalam kehidupan kita sehari-hari.


Surabaya, 12 agustus 2007








Jumat, Agustus 10, 2007

Istirahat

Istirahat...

Sebuah kata yang sarat makna.
Mengandung banyak arti.
Istirahat dari kesibukan
Istirahat dari kepenatan
Istirahat dari kegiatan atau...

Buat aku, istirahat kali ini berarti istirahat dari segala aktivitas dan stay at home.
Knapa???

Beberapa bulan terakhir ini sepanjang tahun ini, hampir dikatakan waktu istirahat merupakan hal yang mewah buat aku. Sampai-sampai aku jarang melakukan hal yang kusukai yaitu spa dan perawatan diri.

Aktivitas di organisasi yang menyita waktu.
Beban pekerjaan yang semakin banyak.
Acara yang semakin padat.
Seminar di luar kota. dll
Semuanya membutuhkan waktu dan cukup menyita waktu istirahat.
Bahkan waktu untuk ke gereja.

Bebankah???
Tidak, sama sekali tidak. Malah dengan banyaknya aktivitas menandakan aku hidup dan membuat hidup ini semakin bernilai dan sarat dengan pengalaman dan makna.
Apalagi jika ternyata apa yang kita lakukan bisa menolong orang dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Suatu hal yang sangat membahagiakan buat aku.

Niat dan keinginan sangat banyak.
Rasanya waktu 24 jam sehari tidaklah cukup.
Namun ternyata segala keinginan dikalahkan oleh protesnya sang tubuh.
Ya tubuh yang selama ini mengikuti kemanapun aku pergi dan yang menyanggah setiap beban yang aku terima ternyata mulai protes.

Dimulai dari tiba2 kolaps di hari minggu tepatnya 2 minggu yang lalu.
Dua hari berikutnya tergeletak tak berdaya di peraduan karena kram perut.
Hari-hari berikutnya langsung beraktivitas full speed untuk mengganti 2 hari yang tak berdaya.
Selasa kemarin tenggorokan mulai protes. Akibat makanan yang berminyak saat meeting malam sebelumnya. masih belum kapok juga.
Rabunya dihantam dengan badai diare dan muntah-muntah.
Belum kapok juga dan nekad kerja.
Kamis pagi mata yang diserang. Tiba-tiba tidak bisa melek dan keluar air mata terus. Menangis??? NO...
Mata sangat perih. Dengan semangat 45 kedokter mata dan ternyata kornea luka.
Oh my God, kali ini harus benar2 istirahat karena tidak boleh memakai softlens hingga lukanya benar2 sembuh.
Kacamata dong dipakai. Disinilah permasalahannya..
Ternyata daku tidak terbiasa memakai kacamata dan saat kupakai untuk jalan dan tengok kanan kiri, duhhh pusingnya minta ampun. langsung terasa mual.
Oh God, mau gak mau stay at home daripada jatuh dan terjadi hal-hal yg tidak diinginkan.
he..he..

Alasan yang sangat nonsens untuk istirahat di rumah. Hanya karena gak biasa pakai kacamata.
Tapi lumayan juga isa istirahat dan ayem di rumah.
daripada pusing dan mual.
Tapi juga menyebalkan buat aku karena besok aku ada kelas masak (makanan kesukaanku yaitu salmon) dan juga janji bertemu teman-teman ngerujak bareng2. hiks..hiks... batal deh...

Dari kejadian penyakit yg beruntun datang, aku mengambil hikmah bahwa tubuh ini perlu waktu istirahat. Dan maybe God punished me also for something that I had done in the past.
Something that made HIM angry and not in the right way.

Dua hari ini aku pakai untuk merenung dan merenung.
banyak kejadian yang aku alami silih berganti datang dan pergi
Ada yang menyenangkan, ada pula yang mendukakan.
Terkadang malah aku merasa kuat dan tidak memerlukan apapun bahkan sering kali aku mengabaikan unsur Tuhan dalam segala kegiatanku (terutama tidak beribadah)
Inilah yang membuat aku merasa ini adalah teguran Tuhan untuk aku.
Bukan teguran untuk aktivitas yang over.
Tapi buat aku adalah teguran atas apa yang aku lakukan yang sangat mendukakan hatiNYA.
Aku menjadi sadar bahwa Tuhan masih baik sama aku. Dia menegur aku dengan cara seperti ini bukan dengan hal yg lebih fatal lagi. hikss...hiksss.. jangan sampai ya.

Semalam, aku berdoa dan minta ampun padaNYA.
Keterlaluan ya, baru datang pada DIA saat sakit.
Ya inilah manusia yang tak tahu berterima kasih.

Aku sangat bersyukur karena DIA sangat baik sama aku.
DIA menegur aku sesuai dengan kemampuanku.
DIA menyuruh aku untuk istirahat dan memperhatikan keluhan tubuh dan pikiranku.

Dengan perenungan ini dan kegiatan membacaku, aku jadi terinspirasi untuk membagi apa yang aku baca dan aku renungkan dengan teman-teman.
Dan inilah hasilnya.....

Tuhan sangat sayang dan cinta pada kita.
Libatkan DIA dalam setiap kegiatan dan tindakan kita karena DIA adalah penolong kita dan acuan kita dalam bertindak.
Berdoa dan minta petunjukNYA dalam setiap masalah yang kita hadapi karena DIA akan menunjukkan hal-hal yang benar dan berkenan padaNYA
Rencana Tuhan adalah indah bagi kita, ikutilah kehendakNYA dan bukan kehendak kita sendiri.
Jangan memforsir diri. Istirahat pada saat yang diperlukan karena segala sesuatu ada waktunya.


Surabaya, 10 agustus 2007

Global Warming

Global Warming alias pemanasan global.

Akhir - akhir ini lagi santer isu global warming.
Apalagi setelah membaca koran Jawa Pos semalam. Woww sangat mengerikan.
Dimana suhu bumi pada bulan Januari s/d April mencapai rekor tertinggi dimana terjadi kenaikan temperatur muka bumi lebih dari 1 derajat celcius sejak dilakukan observasi global tahun 1880. . Dan dimana-mana terjadi bencana mulai banjir hingga badai.

Disebutkan di harian bahwa ini terjadi bencana di hampir semua benua.
Di ASIA: terjadi banjir bandang di Asia Selatan
curah hujan tidak normal di Tiongkok yg mengakibatkan banjir dan tanah longsor
Di EROPA: badai panas melanda Eropa Timur, Eropa Tenggara dan Rusia
hujan serta banjir di Eropa Barat
curah hujan tidak normal di Eropa Utara
Di AFRIKA: salju pertama turun di Afrika Selatan
banjir di Mozambique
sungai nil meluap
Di AMERIKA: salju tak biasa di Amerika Selatan
banjir dahsyat di Uruguay
Banyak pulau yg hilang misalnya di Kepulauan Malvinas.
DI Indonesiapun terjadi bencana dimana dalam kurun waktu 5 ahun terakhir di Jawa terjadi banjir, musim kemarau yg lebih panjang dan musin hujan yg semakin pendek namun dengan intensitas tinggi.
Saljupun mulai mencair.

Konon bencana ini terjadi karena peningkatan emisi gas beracun atau kadang disebut juga emisi gas rumah kaca, antara lain karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitroksida (N2O) yang naik ke permukaan atmosfer. Belum lagi sekarang ini lapisan ozon semakin menipis bahkan sudah ada yang berlubang. Akibatnya sinar ultraviolet dengan santainya masuk ke bumi kita tercinta. Bumi semakin panas dan kitapun semakin tak terlindungi.
Kanker kulit mulai mengintip apalagi buat kita-kita yang suka berada di luar ruangan dan tidak memakai cream pelindung tabir surya.
Jadi perlu berhati-hati kalau mau berjemur ria dan mencoklatkan kulit.

Dengan bencana ini, terutama di negara kita tercinta ini, akankah kita tinggal diam dan cuma menjadi penonton akan terjadinya bencana global ini?
Ataukah kita akan cuek saja dan berpikir ah biarlah dipikirkan oleh pemerintah, orang2 di negara maju, para ilmuwan dan orang2 yg peduli. Kita ikut saja. Toh paling cuma 1 yg tidak peduli.
Duhaiiii... jika setengah saja penduduk dunia yang berpikiran seperti itu, niscaya anak cucu kita akan menuai bencana yg lebih dahsyat.
Sekarang ini saja, sudah banyak terjadi bencana, banjir di Sulawesi dan kekeringan di pulau lain. Akan tetap diamkah kita???
Pilihan tetap ditangan kita sendiri.
Tidak ada pemaksaan bagi individu untuk itu namun alangkah indahnya dan kompaknya apabila seluruh penduduk dunia termasuk kita-kita ini untuk ikut peduli demi masa depan anak cucu kita.

Apabila kita ikut peduli, mari kita bersama-sama melakukan perubahan yang dapat kita lakukan sehari-hari. Sulit??? Awalnya sulit namun dengan tekad dan kemauan keras, kita dapat melakukannya.
Yang dapat kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya:
  1. Dikantor:
  • batasi penggunaan kertas. Dengan menggunakan dua sisi kertas. Dengan menghemat kertas berarti kita menghemat pohon yang ditebang untuk bahan baku pembuatan kertas. Ini berarti kita membantu mengurangi CO2 di muka bumi.
  • memakai pakaian yang sesuai dengan iklim. Misalnya musim panas tidak perlu memakai jas lengkap dan dasi. Yang penting rapi dan cukup formal. Jas dan dasi digunakan seperlunya saja.
  • batasi pemakaian AC dan pasang pada suhu yg cukup sejuk.
  • Hindari screen saver karena screen saver memakan banyak energi dan mengeluarkan emisi CO2. Lebih baik matikan saja monitor.
2. Kendaraan:
  • menghemat pemakaian BBM. BBM ini berasal dari minyak bumi dan merupakan sumber utama CO2. Kini, mulai dikembangan BBM dengan bahan dasar dari tumbuhan misalnya biodisel dan bioetanol dimana bahan ini menghasilkan emisi CO2 yg lebih minim. Coba untu mengganti dengan biodisel.
  • Periksa tekanan ban karena tekanan ban yg kurang, memerlukan BBM yg lebih banyak. Kok bisa??? Karena tekanan ban yg kurang anginnya menyebabkan bertambahnya tarikan mesin karena torsi putar harus lebih besar untuk menggerakkan beban yg sama.
  • Atau nebeng teman/rekan untuk berangkat dan pulang bersama-sama. Selain hemat BBM juga hemat saku. Urunan untuk beli BBM dan mengurangi kemacetan. Lebih baik lagi jika gunakan kendaraan umum
  • Bersepeda yookkk.... selain sehat (krn unsur olah raga) juga mengurangi pemakaian BBM, mengurang macet dan polusi
3. Dirumah:
  • TV, DVD player, Hi Fi dll, lebih baik di matikan jika tidak digunakan dalam waktu yang cukup lama dan jangan dalam mode standby karena stanby mode memerlukan daya.
  • Ganti bola lampu pijar dengan lampu neon yang memiliki daya listrik lebih hemat. Walaupun lebih mahal namun lebih awet dan mengurangi emisi CO2. (Warna kuning juga ada kok yg neon)
  • Ikuti anjuran pemerintah untuk mematikan lampu yang tidak diperlukan antara jam 17.00 s/d 22.00 minimal 2 buah lampu.
  • Buka jendela rumah. Gunakan AC seperlunya dan yg hemat listrik. Pasang pada suhu yg sejuk.
  • Kulkas dan freezer pasang pada suhu yang diperlukan dan jangan lupa di servis
  • Saat udara cerah, batasi penggunaan pengering pada mesin cuci. Gunakan pengering alami yaitu sinar matahari.
  • Batasi pembelian baju karena setiap baju yang dijual memerlukan serat baik alami maupun sintetis. Selain itu setiap helai baju yang sampai ditangan kita memerlukan sejumlah BBM untuk mendistribusikannya.
  • Jika memiliki tanah, tanami dengan rumpun bambu karena bambu ternyata mampu menyerap CO2 4 kali lebih banyak dari tanaman biasa. Tanaman bambu bagus juga jika ditanam merapat di dinding rumah. Tampak lebih asri.
  • Hindari pemakaian kantong plastik karena plastik memakan waktu 1000 tahun untk diuraikan dan melepaskan gas rumah kaca yg membahayakan.
4. Makanan:
  • Go Organik. Beli makanan organik. Mahal... Memang tapi lebih sehat karena tidak mengandung pestisida. Selain itu, pemakaian pupuk non organik yang mengandung nitrogen dapat berubah menjadi N20 yang menimbulkan efek emisi efek rumah kaca 320 kali lebih besar dari CO2.
  • Beli produk lokal karena bisa memotong jalur distribusi yang jauh. Hemat BBM dan hemat fulus. Bila perlu tanam sendiri. lebih sehat.
  • Kurangi konsumsi daging merah karena ternak sapi ternyata menyumbang 18% efek gas rumah kaca. Wowww... Konon tiap harinya mengeluarkan 60 liter CH4 ketika rumput berfermentasi dalam pencernaannya.
Yang terpenting adalah hidup efisien. Konsumsi apapun lebih sedikit. Gunakan bahan yang tidak membahayakan, hemat pemakaian energi dan BBM, bila perlu saling meminjam barang antar tetangga. Kurangi jalan-jalan keliling kota tanpa tujuan. Lebih banyak bergaul dengan tetangga dan berkebun bersama-sama.

So, pilihan ada ditangan kita sendiri. Mari kita bersama-sama berpikir demi masa depan anak cucu kita kelak.
Mari kita bahu membahu dan bersama-sama bergerak untuk mengurangi pemanasan global.


Diambil dari berbagai sumber.

Surabaya, 10 Agustus 2007