Minggu, Januari 27, 2008

RIP

Tadi siang saat lagi santai dan malas keluar rumah, iseng2 aku telp teman baikku, begitu tersambung, tanpa basa basi dia langsung berkata bahwa Pak Harto telah meninggal.
Kaget juga awalnya dan aku bertanya : "Ah yg benar? jam berapa meninggalnya?"
Dia menjawab: "sekitar sejam yg lalu dan masih diberitakan di TV".

Langsung saja aku membuka TV dan melihat beritanya. Dan memang benar hampir semua stasiun TV seolah tidak mau kehilangan momen bersejarah ini. Semuanya meliput. SEmuanya mengadakan siaran langsung. Mulai dari saat jenasahnya dimasukkan kedlm mobil ambulance hingga situasi dirumah keluarga di Cendana. Bahkan hingga di Solo tepatnya dimana beliau akan dimakamkan yaitu di Astana Giri Bangun.

Setelah dirawat sekitar 24 hari dengan kondisi yg naik turun, hari ini (27 Jan 08) beliau krisis sekitar jam 10 pagi kemudian beliau wafat pada usia yg ke 87 sekitar jam 13.10 akibat kegagalan multi fungsi yaitu jantung, paru2, pencernaan mengalami penurunan.
Setelah berhari-hari pemberitaan tentang sakitnya beliau, hari ini sepertinya klimaks dari segala pemberitaan yg ada.

Saat nonton TV, terbesit kesedihan dari dalam hati. Walaupun tidak pernah mengenal beliau secara pribadi, tapi bagaimanapun juga jasa2 beliau cukup besar bagi negara RI ini.
Ada hal positif maupun negatif dalam pemerintahannya yg cukup lama yaitu selama 32 thn.
Walaupun disaat2 terakhir banyak pemberitaan miring tentang beliau, namun saat ini selayaknya kita ikut berduka cita atas wafatnya Presiden RI yg kedua kita.

Banyak hal positif yg telah dilakukannya diantaranya swasembada beras, harga BBM yg masih terjangkau, pembangunan yg terus berjalan dll.
Disisi lain ada pula hal yg menyebabkan ketidakpuasan rakyat. Apa yg dilakukan oleh orang dekatnya. Dll.

Namun diatas semua itu, tergantung dari hati nurani kita semua. Apakah kita bisa melakukan penghormatan terakhir dan ikut berduka atas kepergiannya ataukah malah bergembira ria.
Apapun itu semuanya ada dalam hati kita semua.



Sby, 27 Jan 08
sambil nonton TV

Minggu, Januari 06, 2008

BENCANA ALAM

Beberapa tahun terakhir Indonesia banyak dilanda bencana baik bencana alam maupun bencana karena ulah manusia dan bencana berupa kecelakaan.

Jika diurut sejak tahun 2004, antara lain: tsunami di Aceh tepatnya 26 Desember 2004.
Tahun 2005, bencana di Nias.
Tahun 2006, gempa bumi di Yogya kemudian dilanjutkan dengan di Pangandaran. Juga bencana semburan lumpur di wilayah Porong yg hingga saat ini masih belum berhenti dan banyak menuai penderitaan dan ketidakpastian.
Awal 2007, hilangnya pesawat Adam Air. Kecelakaan pesawat Garuda di Yogyakarta. Kemudian gempa di Bengkulu.
Akhir 2007, longsor di Gunung Lawu dan diikuti dengan meluapnya sungai Bengawan Solo yang menggenangi wilayah dilewatinya jalur sungai tersebut hingga ke Jawa Timur.
Bahkan hingga saat ini (awal 2008), banjir masih terus menggenangi wilayah Jawa Timur bahkan kini sudah sampai di kabupaten Gresik. Di Semarangpun terjadi bencana. Situbondo terjadi tanah longsor.

Tak terhitung kecelakaan lainnya dan bencana lainnya diantaranya banjir-banjir yg melanda ibukota kita tercinta Jakarta.

Gejala apakah ini?

Untuk tsunami dan gempa bumi konon akibat pergeseran lempeng bumi dan merupakan siklus alam. Tapi untuk banjir dan tanah longsor maupun kecelakaan??

Banjir dimanapun menyebabkan kesengsaraan. Namun banjir itu sendiri juga akibat dari ulah manusia sendiri dimasa lalu. Penggundulan hutan di lereng bukit untuk dijadikan pemukiman maupun villa mewah, illegal logging yang ngawur, penebangan hutan tanpa diikuti dengan reboisasi yang baik dan tertata, dijadikannya kawasan serapan air menjadi pemukiman, pabrik-pabrik dll. Sehingga diwaktu air pasang maupun saat hujan lebat, air tidak bisa terserap lagi dalam tanah. Akibatnya genangan air tidak mudah surut dan menyebabkan banjir apalagi didataran rendah.

Ini semua terjadi kerena ulah manusia sendiri. Dan kini manusia jugalah yang menuai akibatnya.
Keserakahan, ketidak pedulian dan kesenangan pribadi menjadi sumber masalah.

Saat terjadi bencana, berapa banyak kerugian yg diderita rakyat?
Berapa banyak kerugian yg ditimbulkan akibat rusaknya jalan? bangunan?
Berapa banyak petani & petambak yg menderita akibat gagal panen?
Berapa banyak jiwa yang menderita akibat hilangnya harta bendanya maupun orang2 yg dikasihi?
Berapa banyak yg menderita sakit penyakit pasca bencana?
Berapa banyak anak-anak yg tidak dapat melanjutkan sekolah?
Berapa banyak penduduk yg kehilangan mata pencahariannya?

Entahlah.....

Ngeri rasanya memikirkannya?
Ngeri rasanya membayangkan negara ini akan terancam kekurangan pangan akibat gagal panen.
Ngeri rasanya membayangkan langkanya air bersih yg terus menyusut akibat kurangnya daerah resapan.
Ngeri rasanya membayangkan bumi ini semakin panas akibat polusi dan kurangnya penghijauan.
Ngeri rasanya membayangkan naiknya harga bahan pokok akibat putusnya transportasi.
Ngeri rasanya membayangkan semakin banyak pengangguran.
Ngeri rasanya membayangkan semakin banyak anak-anak yang tdk dapat melanjutkan sekolah
Ngeri rasanya membayangkan penyakit semakin banyak sementara uang untuk berobat tak ada.
banyak kengerian yg lainnya.

Bumi semakin panas dan memberontak. Akankah kita berdiam diri dan melihat saja?
Mari kita mulai menyingsingkan lengan baju dan berpikir untuk menyelamatkan bumi ini dari kerusakan yg semakin parah.
Tak perlu muluk-muluk, cukup dari kita sendiri dan keluarga dengan mulai menanam pohon, melestarikan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan sampah serta melakukan penghematan energi dan air.